Sunday, 22 May 2005
Cerita ini tentang Robert Kyosaky yang hampir menyelesaikan kewajiban militer sebagai pilot AL Amerika. Dia tertegun melihat kawan mainnya telah menjadi milyarder, dan dia ingin meniru. Apa yang harus dilakukannya, berbisnis atau kah bekerja lagi untuk menjadi kaya.

Ketika Robert Kyosaky bertanya kepada ayah kayanya, apa yang harus dia lakukan untuk membangun bisnisnya. Ayahnya menyarankan untuk bekerja. ”Bekerjalah, tapi bukan untuk tujuan uang,” pesan ayah kayanya. Dia memilih menjadi karyawan di XEROX, karena Xerox memiliki setrategi dan training sales terbaik di dunia. Robert memilih sebagai sales, karena pada hakikatnya berbisnis adalah saling. Dia berpikir, pengalaman yang didapat dari sales akan menambah pengetahuan yang akan sangat menunjang bisnisnya kelak. Dia tidak bekerja hanya untuk uang, tapi juga investasi pengetahuan bisnisnya di masa mendatang. Pada satu tahun pertama, dia menjadi sales terjelek di suatu cabang Xerox. Tapi berkat kegigihannya, bebrapa tahun kemudian dia telah menjadi sales yang piawai.

Ketika pekerjaannya semakin bagus, dia tidak juga menjadi kaya. Dia berpikir untuk bekerja paroh waktu untuk menambah penghasilannya. Ketika dia berkonsultasi kepada ayah kayanya, dia diberikan inspirasi, ”Kenapa kamu tidak berbisnis paroh waktu ?” Itu akan menunjang investasimu nanti. Investasi diartikan sebagai membangun bisnis yang telah direncanakan yang selanjutnya akan membeli asset-aset baru.

Lulus sekolah mau ke mana?
Ketika kita lulus sekolah atau kuliah, dengan modal ilmu yang ada tapi tidak memiliki modal dan pengalaman untuk berbisnis, maka menjadi karyawan adalah pilihan ‘yang tepat’. Di kampus kita tidak dipersiapkan untuk terjun ke dunia nyata, tidak disiapkan untuk terjun ke jalanan, tapi lebih disiapkan untuk memasuki dunia kerja yang bersistem. Padahal hidup di jalanan lebih kejam, dan kebanyakan dari kita tidak siap.

Pengalaman untuk mempelajari sistem di perusahaan ketika menjadi karyawan adalah bagus. Tapi pengalaman berbisnis lebih nyata dan bahkan lebih ‘kejam’. Sebagai karyawan, sistem sudah tertata, kita tinggal menjalankan dan memperbaiki bila ada improvement yang diperlukan. Tapi membangun bisnis, berarti membangun sistem. Sistem apa yang tepat kita terapkan di perusahaan yang kita bangun sendiri, akan sangat mempengaruhi keberhasilan perusahaan kita.

Berikut ini pengalaman pribadi dan untung rugi kerja rangkap.

Berbisnis Tidak bekerja
Ketika saya memiliki modal, saya berusaha untuk berbisnis tanpa bekerja. Penghasilan bisnis belum menutup kebutuhan hidup, sehingga mengurangi modal dan akhirnya habis. Ini yang membuat kegagalan bisnis saya pertama.


Bekerja sambil Bekerja
Bekerja di dua tempat membuat kita capek dan kurang focus. Padahal posisi kita di dua tempat yang berbeda itu juga tidak bagus bagus sekali. Kecuali kalau kita bekerja di dua perusahaan dengan posisi sebagai Direktur.


Bekerja sambil Berbisnis
Bekerja sambil berbisnis juga capek. Ketika posisi bisnis masih kecil, kecapekan dan keuntungan belum terasa. Tapi ketika omzet, keuntungan dan waktu kita yang terserap meningkat, maka saatnya memilih. Mau memilih bisnis yang ‘kurang menentu’ dengan peningkatan keuntungan yang tidak linier atau tetap sebagai karyawan yang ‘aman’ dengan gaji linier.


Berbisnis sambil berbisnis lagi, lagi dan lagi
Ketika kita sudah memutuskan untuk hanya menjadi business owner, pemilik, pembangun bisnis, maka tidak ada kata lain harus mendevelop bisnis. Membuat bisnissatu, dua, tiga dan seterusnya. Bisa bisnis sejenis, bisnis serumpun atau mengelolah bisnis yang sama sekali tidak berhubungan.
Mau mulai dari mana?
Tinggal keberanian kita dan posisi kita sekarang. Kita berada di mana dan mau kemana? Mau menapaki menjadi karyawan dulu, langsung berbisnis, atau tetap menjadi karyawan seumur hidup. Maukah Anda menjadi orang gajian seumur hidup? Tidak kah Anda ingin memiliki karyawan dan menggaji mereka.

Selamat berpikir, menentukan langkah dan mewujudkannya.

Apa yang telah saya alami, benar-benar didasari oleh kebutuhan untuk terus hidup dan survive sehingga saya melakukan bisnis. Pengalaman berbisnis yang telah saya alami benar-benar tidak di dapat dari bangku sekolah atau kuliah. Jadi benar-benar ngawur dan langsung terjun ke lapangan. Ketika di Jakarta, saya berkenalan dan mendapatkan bimbingan serta inspirasi bisnis di EU (Enterpreneur University) Jakarta.
Buat mentor EU, terima kasih atas bimbingannya dan inspirasinya terutama tentang pelajaran berhutang dan membayarnya dengan berbisnis.

Ditulis oleh Masbukhin

0 komentar