Anne Ahira, sewaktu masih kecil sering membantu ibunya berjualan pisang. Ahira selalu bilang, kalau Anne tidak jualan pisang, maka tidak akan bisa melanjutkan sekolah. Apalagi ayah Anne Ahira hanya seorang pegawai tekstil biasa. Mungkin karena waktu itu Anne Ahira masih kecil, ya cuek saja. Tapi tetap saja secara psikologis, batinnya menangis.

“Ya Tuhan, aku mau jadi apa dalam 10 sampai 15 tahun ke depan ? Anne tidak mau jualan pisang seperti ini lho. Ahira tidak mau jualan es terus seperti sekarang ini. Capek deh. Anne mau peker­jaan yang bisa duduk diam di rumah dengan kelu­arga tapi juga bisa menghasilkan uang tentunya.” Dan, setiap keinginan yang muncul dalam benak Ahira selalu dia tulis.

Tiap kali Ahira sampaikan ke mamanya, selalu saja dianggap terlalu banyak bermimpi. Apalagi kondisi keluarga Anne Ahira yang serba pas-pasan. Anne masih ingat betul kalau pernah menulis keinginannya untuk keliling dunia. Catatan itu Anne baca mulai dari SMA, kuliah hingga pada saat be­kerja.

Mungkin karena visualisasi yang seperti itu, Anne Ahira jadi memotivasi diri terus-menerus. Dan kemungkinan juga dengan proses dan cita-cita seperti itu, akhirnya diberi jalan oleh Tuhan. Rejeki Anne datang dari mana-mana. Dari seorang anak tukang gado­-gado akhirnya bisa melakukan perjalanan keliling dunia.

0 komentar